Selasa, 21 April 2015

EMBUNG SRITEN 14





        Pemkab Gunung-kidul terus memperbanyak jumlah embung di wilayahnya. Di Desa Pilangrejo, Nglipar sekarang ada Embung Batara Sriten. Kawasan ini akan dikembangkan menjadi agrowisata buah manggis dan kelengkeng.Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Supriyadi menga-takan, pembangunan embung berada di ketinggian 896 meter di atas pemukaan laut tersebut tengah me-masuki proses finishing. Ditargetkan, pada Maret mendatang sudah bisa diresmikan.”Konsepnya (Embung Batara Sriten) lebih baik dari pada pembangunan Embung Nglanggeran,” kata Supriyadi, kemarin (11/2).


        Dia menjelaskan, konsep dikatakan lebih baik karena menurut rencana akan dibangun landasan olahraga paralayang. Potensi olahraga paralayang dari atas Pegunungan Sriten termasuk dalam kategori internasional.”Tidak hanya itu, panorama alamnya sangat indah. Kita bisa melihat kabupaten Klaten, Waduk Gajahmungkur serta kota Wonosari,” ujarnya.
Menurut Supriyadi, embung dengan kapasitas 10 ribu meter kubik itu dibangun dengan menggunakan dana Pemprov DIJ senilai kurang lebih  Rp 2 miliar. Selain diposkan untuk membangun embung, juga termasuk pembangunan pendopo serta fasilitas pendukung yang lain.”Selama ini konsentrasi pem-bangunan wisata hanya di kawasan pantai dan gua saja. Itupun hanya di bagian selatan, sementara di sisi utara belum dikembangkan secara maksimal. Maka kita kembangkan embung,” terangnya.

        Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Gunungkidul Budi Martono mengatakan, sekarang sudah memiliki tiga embung yakni Nglanggeran, Sriten dan Embung Tambakromo, Ponjong. Lalu tahun ini akan kembali membangun dua embung lagi, salah satu lokasi alternatif adalah Gunung Gambar.”Dengan pembangunan embung, lahan marginal bisa berkembang sehingga lebih subur. Selain itu, juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata sehingga perekonomian masyarakat setempat meningkat Embung Sriten yang dibangun di Padukuhan Sriten, Desa Pilangrejo, Nglipar menjadi magnet tersendiri bagi perkembangan wisata di Gunungkidul. Pembangunan embung ini merupakan langkah Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk mengembangkan wisata di Zona Utara.
Tidak kalah dengan Embung yang dibuat di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, Embung Sriten ini memiliki banyak kelebihan. Selain sebagai pusat agrowisata, pemerintah desa setempat juga membangun landasan olah raga paralayang. Potensi paralayang ini nantinya diharapkan masuk dalam kategori internasional.
Sekretaris Daerah Gunungkidul, Budi Martono mengungkapkan, Embung Sriten dibangun di atas bukit dengan ketinggian 896 di atas permukaan laut (mdpl). Selain sebagai sumber air untuk pengairan kebun buah kelengkeng dan manggis, Embung Sriten juga dikonsep sebagai wisata alam.
“Konsep pembuatan Embung Sriten ini lebih matang dari Embung Nglanggeran,” katanya saat melakukan kunjungan di lokasi embung bersama Kepala SKPD dinas terkait, Rabu (11/262015).
Sementara Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Supriyadi mengatakan, pembangunan Embung Sriten menggunakan dana dari Pemerintah DIY senilai 2 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan embung dan fasilitas penunjang lainya.
“Embung Sriten kita harapkan dapat menjadi tujuan wisatawan di daerah utara, sehingga tidak terjadi ketimpangan,” papar Supriyadi.
Dikatakan, pembangunan Embung Sriten dijadwalkan selesai pada akhir Februari. Rencanaya, peresmian embung tersebut akan digelar pada bulan Maret. Embung Sriten akan diresmikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Kini pembangunan Embung Sriten memasuki masa penyelesaian. Dari kawasan Embung Sriten saat cuaca cerah, wisatawan dapat menikmati keindahan kota Wonogiri, Klaten dan bisa melihat langsung Rowo Jombor dan Waduk Gajah Mungkur.
Supriyadi menambahakan, adanya 3 lokasi landasan paralayang yang terdapat di puncak Embung Sriten diharapkan menjadi nilai tambah. Hingga saat ini sedikitnya ada 57 atlet yang pernah mencoba landasan tersebut.
“Panorama di Embung Sriten ini memang sangat indah, saya optimis embung ini akan menjadi tujuan wisatawan di zona utara Gunungkidul,” katanya.
Rencananya Pemkab Gunungkidul pada Tahun 2015 ini akan kembali membangun dua embung lagi. Pemkab saat ini masih menentukan dua lokasi pembangunan embung tersebut. Supriyadi berharap pembangunan embung ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Di kawasan ini juga akan kita coba untuk mengembangkan tanaman hias seperti sedap malam, karena di DIY bunga tersebut masih didatangkan daerah Bandungan, Semarang,