Pemkab Gunung-kidul terus memperbanyak jumlah embung di wilayahnya. Di Desa Pilangrejo, Nglipar sekarang ada Embung Batara Sriten. Kawasan ini akan dikembangkan menjadi agrowisata buah manggis dan kelengkeng.Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Supriyadi menga-takan, pembangunan embung berada di ketinggian 896 meter di atas pemukaan laut tersebut tengah me-masuki proses finishing. Ditargetkan, pada Maret mendatang sudah bisa diresmikan.”Konsepnya (Embung Batara Sriten) lebih baik dari pada pembangunan Embung Nglanggeran,” kata Supriyadi, kemarin (11/2).
Dia menjelaskan, konsep dikatakan lebih
baik karena menurut rencana akan dibangun landasan olahraga paralayang.
Potensi olahraga paralayang dari atas Pegunungan Sriten termasuk dalam
kategori internasional.”Tidak hanya itu, panorama alamnya sangat indah.
Kita bisa melihat kabupaten Klaten, Waduk Gajahmungkur serta kota
Wonosari,” ujarnya.
Menurut Supriyadi, embung dengan
kapasitas 10 ribu meter kubik itu dibangun dengan menggunakan dana
Pemprov DIJ senilai kurang lebih Rp 2 miliar. Selain diposkan untuk
membangun embung, juga termasuk pembangunan pendopo serta fasilitas
pendukung yang lain.”Selama ini konsentrasi pem-bangunan wisata hanya di
kawasan pantai dan gua saja. Itupun hanya di bagian selatan, sementara
di sisi utara belum dikembangkan secara maksimal. Maka kita kembangkan
embung,” terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Gunungkidul Budi Martono mengatakan, sekarang sudah memiliki tiga embung yakni Nglanggeran, Sriten dan Embung Tambakromo, Ponjong. Lalu tahun ini akan kembali membangun dua embung lagi, salah satu lokasi alternatif adalah Gunung Gambar.”Dengan pembangunan embung, lahan marginal bisa berkembang sehingga lebih subur. Selain itu, juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata sehingga perekonomian masyarakat setempat meningkat Embung Sriten yang dibangun di Padukuhan Sriten, Desa Pilangrejo, Nglipar menjadi magnet tersendiri bagi perkembangan wisata di Gunungkidul. Pembangunan embung ini merupakan langkah Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk mengembangkan wisata di Zona Utara.
Tidak
kalah dengan Embung yang dibuat di kawasan Gunung Api Purba
Nglanggeran, Embung Sriten ini memiliki banyak kelebihan. Selain sebagai
pusat agrowisata, pemerintah desa setempat juga membangun landasan olah
raga paralayang. Potensi paralayang ini nantinya diharapkan masuk dalam
kategori internasional.
Sekretaris Daerah Gunungkidul, Budi
Martono mengungkapkan, Embung Sriten dibangun di atas bukit dengan
ketinggian 896 di atas permukaan laut (mdpl). Selain sebagai sumber air
untuk pengairan kebun buah kelengkeng dan manggis, Embung Sriten juga
dikonsep sebagai wisata alam.
“Konsep
pembuatan Embung Sriten ini lebih matang dari Embung Nglanggeran,”
katanya saat melakukan kunjungan di lokasi embung bersama Kepala SKPD
dinas terkait, Rabu (11/262015).
Sementara
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Supriyadi mengatakan,
pembangunan Embung Sriten menggunakan dana dari Pemerintah DIY senilai 2
miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan embung dan
fasilitas penunjang lainya.
“Embung
Sriten kita harapkan dapat menjadi tujuan wisatawan di daerah utara,
sehingga tidak terjadi ketimpangan,” papar Supriyadi.
Dikatakan,
pembangunan Embung Sriten dijadwalkan selesai pada akhir Februari.
Rencanaya, peresmian embung tersebut akan digelar pada bulan Maret.
Embung Sriten akan diresmikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku
Buwono X.
Kini
pembangunan Embung Sriten memasuki masa penyelesaian. Dari kawasan
Embung Sriten saat cuaca cerah, wisatawan dapat menikmati keindahan kota
Wonogiri, Klaten dan bisa melihat langsung Rowo Jombor dan Waduk Gajah
Mungkur.
Supriyadi
menambahakan, adanya 3 lokasi landasan paralayang yang terdapat di
puncak Embung Sriten diharapkan menjadi nilai tambah. Hingga saat ini
sedikitnya ada 57 atlet yang pernah mencoba landasan tersebut.
“Panorama
di Embung Sriten ini memang sangat indah, saya optimis embung ini akan
menjadi tujuan wisatawan di zona utara Gunungkidul,” katanya.
Rencananya
Pemkab Gunungkidul pada Tahun 2015 ini akan kembali membangun dua
embung lagi. Pemkab saat ini masih menentukan dua lokasi pembangunan
embung tersebut. Supriyadi berharap pembangunan embung ini dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Di
kawasan ini juga akan kita coba untuk mengembangkan tanaman hias
seperti sedap malam, karena di DIY bunga tersebut masih didatangkan
daerah Bandungan, Semarang,